Laman

Minggu, 16 Januari 2011

SESAR GESER

Sesar adalah rekahan mode 2 atau 3 yang mengalami propagasi sehingga menghasilkan pergerakan (McClay, 1996). Sesar geser (strike slip) adalah sesar terbentuk akibat pelepasan tegasan secara lateral pada arah sumbu tegasan normal terkecil dan pemendekan pada arah sumbu tegasan normal terbesar.

Secara teori, konsentrasi tegasan di suatu rintangan sesar (fault barrier) yaitu titik pertemuan dua sesar geser akan berkembang rekahan mode 3. Hal ini telah diuji oleh Segalt dan Pollard (1980) dan Rodgers (1980) dalam Davison (1994) (Gambar 1). Bagaimana pun, hal ini harus diingat bahwa analisis tegasan tersebut hanya tepat untuk perpindahan kecil di sekitar media yang elastis homogen dan ketika untaian kedua sesar berkembang dengan segera. Perhitungan tegasan di sekitar titik pertemuan mengindikasikan bahwa ketika proses transtensional (jogs, step) menghasilkan daerah yang meregang, di mana dinding bagian luar menjadi panjang sehingga rekahan tensil dan rekahan berpasangan akan terbentuk di antara dua sesar (Gambar 1b). Proses transtensional ini dihasilkan oleh rejim ekstensional pada garis sesar geser. Jika rekahan tensil berkembang bersama-sama dengan untaian dua sesar, pergerakan bisa berkembang di sepanjang mata rantai sesar tersebut. Rekahan tensil cenderung bergerakan jauh dari titik pertemuan dan kemudian berkembang sesar akibat gaya kompresi yang menghasilkan proses transpressional (Gambar 1a). Proses transpressional disebabkan komponen friksi tinggi yang dihasilkan oleh tegasan normal. Orientasi sesar geser di daerah titik pertemuan dapat juga diprediksi. Hal ini bergantung pada pertemuan sesar, spasi, kekakuan (rigidity) batuan, dan mode rekahan (Gambar 2) (Woodcock dan Fischer, 1986 dalam Davison, 1994). Sesar geser yang menghasilkan model pergerakan transtensional dan transpressional. Dalam model tersebut dicirikan bidang sesar yang menerus (bend) dan bidang sesar yang tidak menerus (overstep).



Gambar II.1 Kenampakan peta dari sesar strike slip overlapping menunjukkan jejaring tegasan secara teoritis di dalam medium isotropis; a. Kondisi transpresional; b. Kondisi transtensional (Segall & Pollard, 1980 dalam dalam Davison, 1994).

Model percobaan sesar geser dengan perpindahan 10 cm dalam pasir kering lepas dan lempung menunjukkan bagaimana sesar geser Reidel dengan progresif bergabung bersama-sama memotong sesar geser P yang berkembang belakangan menghasilkan suatu jaring kepang (braided) bidang sesar geser (dalam Tchalenko, 1970; Naylor dkk., 1980 dalam Davison, 1994) (Gambar 2).



Gambar 2 (a) Diagram yang mengindikasikan evolusi sesar geser menghasilkan hubungan R shear terisolasi dan P shear dalam model lempung (clay model) (Dooley, 1994 tidak dipublikasikan dalam Davison, 1996). (b) Skema tegasan yang disebabkan oleh R shear dan P shear (Mandl, 1988 dalam Davison, 1994). (c) Perkembangan rekahan tarik yang memotong sesar (Davison, 1994).

Hubungan sesar geser di lapangan, offest dan bifurkasi di dalam sesar strike slip menyebabkan area kompresi dan tarikan. Transtensional akan menghasilkan pull apart basin/cekungan sedangkan transpressional akan menghasilkan push up, deretan pegunungan.

Hubungan sistem ekstensional di penampang cross–section, sesar geser biasanya menunjukkan kemiringan yang curam dari PDZ (principle displacement zone) yang mana berhubungan dengan sesar sampai cabang sesar ke arah luar dari dasar yang curam sampai permukaan. Pada mekanisme pure shear, Reider shear akan mendominasi. Di sepanjang PDZ akan menghasilkan cekungan sedimen yang bisa membentuk struktur bunga. Belokan PDZ merupakan zona lemah dari lapisan subhorisontal yang membentuk detachment bagian atas yang disebut sesar cembung ke atas (palm structure), sedangkan kombinasi gaya transform dengan tensional akan menghasilkan sesar listrik atau tulips structure, dengan bentuk sesar cekung ke bawah (Gambar 3).



Gambar 3 Blok diagram yang menunjukkan bagian dari sesar geser (Davison, 1994).


Referensi :
Davison, 1994. Linked Fault Systems; Extensional, Strike Slip and Contractional. Continnental Deformation. Pergamon Press.
Sapiie, B. dan Harsolumakso A.H., 2008. Prinsip dasar geologi. Lab. Geologi Dinamik. Program studi teknik geologi, FITB-ITB. Tidak dipublikasihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar